Mengapa observasi menjadi paling terpenting yang dilakukan
dalam metodologi penelitian ilmiah?
à penginderaan
manusia 70% melalui visual. Dalam observasi, memerlukan fungsi dari semua
indera yang manusia miliki (ilmiah:
indera keenam tidak dipergunakan), dari kesemua indera, yang paling besar
fungsi dalam penggunaan metode observasi adalah visual (melihat).
Anda tidak boleh memasukkan unsur-unsur subjektifitas dalam
penelitian ilmiah. Anda hanya boleh mendengar dan mencatat apa yang anda lihat
dari pengamatan anda terhadap objek observasi anda.
Bagaimana cara mendapatkan objektifitas?
è Tidak memaknai
sesuatu (berusaha mengaitkan pada teori) tidak diperkenankan untuk melakukan
penilaian, hanya boleh melakukan pencatatan kesimpulan.
è Menjaga jarak
dengan apa yang kita observasi
è Semua hasil
maupun observasi, harus mengacu pada teori
è Kita hanya
diperkenankan mendeskripsikan
è Peneliti harus
lebih dari satu dan peneliti harus mengerti, memahami teori
Kelemahan dari observasi adalah kita tidak bisa mengetahui
motif dari apa yang kita observasi (kita
tidak mengetahui apakah objek yang kita observasi memunculkan perilaku murni
ataukah hanya dibuat-buat). Seperti teori dari Freud yang menjelaskan teori
gunung es 3 tingkatan, Knowledge atau pengetahuan bisa kita lihat dengan orang
lain menguji melalui pertanyaan tentang pengetahuan (observasi), Skill atau
kemampuan pun dapat kita lihat dengan cara orang lain mengujinya pula
(observasi), namun Motive hanya bisa kita ketahui dengan memakai metode
wawancara saja.
Dapat dikatakan observasi ilmiah, jika memiliki unsur-unsur:
è Ada teori
terkait
è Ada objek
yang diteliti (objektif)
è Empiris (bisa
dibuktikan)
è Terukur (valid
dan reliabel)
è Sistematis
Klasifikasi
metode observasi
Metode observasi
dapat diklsifikasikan berdasarkan dua dimensi, yaitu:
·
Observasi tanpa intervensi
Observasi
terhadap perilaku dalam setting alamiah, tanpa upaya dari pihak
pengamat/peneliti untuk mengintervensi.
·
Observasi dengan intervensi
Kebanyakan
penelitian psikologi menggunakan observasi dengan intervensi. Ada tiga metode
observasi dengan intervensi, yaitu:
1. Participant
observation
Pengamat
(observer) memainkan peran ganda, yaitu mengobservasi perilaku orang dan
sekaligus beerpartisipasi aktif dalam situasi yang sedang meeka observasi.
2. Structured observation
Pengamat
melakukan intervensi untuk menyebabkan timbulnya suatu kejadian atau untuk “merancang”
sebuah situasi sehingga kejadian yang dimaksud dapat dicatat secara lebih mudah
dibanding bila tanpa intervensi.
3. Field experiment
Seorang
peneliti memanipulasi satu variabel independen atau lebih dalam setting alamiah
untuk menetapkan efeknya pada perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar