Well, berbicara tentang psikodiagnostik. minggu lalu sudah
kita bahas mengenai sejarah psikologi, psikolog eksperimental pertama,
laboraturium psikologi pertama, apa yang diukur dalam psikologi dan pengenalan
sedikit mengenai apa itu psikologi diagnostik.
Oke, mari kita lanjutkan pembahasan mengenai psikologi
diagnostik. Pertama, mari sedikit kita ulas pembahasan minggu lalu.
Berbicara mengenai kurva normal, kurva normal dibagi menjadi
tiga bagian yaitu abnormal (negatif), normal, dan abnormal (positif). Pada masyarakat
indonesia maupun dunia, kebanyakan individu berada di dalam lingkup normal.
Kalau membicarakan tentang normal/abnormal, tes-tes apa saja
sih yang dipakai?
Dalam dunia psikologi, pembuatan alat ukur sering disebut
dengan “psikometri” . kemudian anda berbicara tentang perkembangan manusia. Menurut
Erikson, yaitu:
1. Prenatal
2. Infancy
/ Toodlerhood
3. Early
childhood
4. Middle
childhood
5. Adolesence
6. Young
adolesence
7. Middle
adolesence
8. Late
adolesence
Pasti
di dalam benak kita selalu muncul pertanyaan pertanyaan baru,
Apakah
prenatal bisa diukur secara psikologis??
Apakah
tiap-tiap perkembangan memiliki
perbedaan pengukuran???
Jawabannya
adalah ‘ya’ tiap-tiap perkembangan manusia mempunyai pendekatan atau cara
pengukuran yang berbeda dari masing-masing tahapan yang ada.
Karena
tidak mungkin tahapan late adolesence diberikan pendekatan untuk prenatal,
karena dari segi umur saja sudah jelas-jelas ada perbedaan yang signifikan.
Alat
tes harus memiliki kesesuaian norma dengan tingkatan-tingkatan perkembangan
manusia . Untuk membuat alat tes yang valid, kita harus mengetahui
karakteristik tiap-tiap tahapan perkembangan manusia, seperti sudah yang saya
ulas di paragraf atas.
Jika
kita membuat alat tes, maka kita mempunyai tujuannya mengapa kita membuat alat
tes tersebut, yaitu kita bisa melakukan intervensi terhadap sample yang kita
gunakan guna menunjang penelitian , dan pengukuran pun bisa digunakan untuk
keilmuan (yaitu riset untuk kasus-kasus yang langka). Disini ada juga
pendekatan-pendekatan yang kita gunakan dalam penelitian, karena kasus-kasus
yang terjadi tidak bisa kita campur adukkan menjadi satu pendekatan. Contoh:
kasus massal bisa diberi pendekatan penelitian kuantitatif dan kasus langka
bisa melalui pendekatan penelitian kualitatif. Contoh konkret kasus dalam
masyarakat, kesurupan bisa diteliti dengan pendekatan psikoanalisis (menganalisa
antara dunia nyata dan dunia gaib),
pendekatan tersebut dilakukan ketika orang yang kesurupan tersebut sudah
sadar.
Di
psikologi juga mengukur tentang values (perilaku), bisa diteliti atau di
jadikan penelitian jika values tersebut sudah mengandung unsur perilaku
individu. Pada jaman sekarang ini tes IQ
sudah mulai ditinggalkan pada banyak psikolog-psikolog di indonesia, karena berhubungan
dengan akademik. Mereka lebih memilih tes-tes ESQ.
Psikologi
memiliki penjurusan-penjurusan lain yang berkaitan, yaitu psikologi klinis yang
juga termasuk perkembangan dewasa dan anak-anak, psikologi pendidikan,
psikologi sosial dan yang terakhir adalah miniatur atau sampel dari psikologi
sosial adalah psikologi organisasi.
Dalam
proses rekruitmen di dunia industri, yang
dicari para Human Resource Development (atau yang disebut juga HRD) adalah
K-S-A-O (Knowledge-Skill-Attitude-dan Others atau yang lebih spesifik adalah
personality).
Baiklah,
yang akan kita bahas dikesempatan kali ini adalah Psikologi Perilaku Industri
dan Organisasi. Kita akan berbicara tentang alat tes yang digunakan dalam
psikologi organisasi. Alat tes yang digunakan ada 3 macam, yaitu alat tes
intelegensi, alat tes inventori, dan alat tes grafis (tes-tes yang sifatnya
grafis). Ketiga alat tes ini harus kita cari dinamikanya, maksudnya adalah yang
berhubungan dengan K-S-A-O tersebut karena masing-masing komponen sangat
berbeda.
Kita
ibaratkan dengan struktur gunung es oleh teori Sigmund Freud:
- - pada puncaknya (conscious) terdapat kwonledge
dan skill. Sangat mudah untuk mengukur knowledge dan skill, karena knowledge paling
mudah di observasi atau diteliti, dengan cara bertanya jawab. Jika bisa
menjawab, dikarenakan mungkin individu tersebut memiliki wawasan yang cukup
luas (terlihat). Skill pun bisa di lihat dari bagaimana individu dapat
melakukan sesuatu yang memiliki nilai tambah dalam diri, sangat mudah dilihat.
- - pada bagian preconscious terdapat attitude,
attitude disini dimaksudkan seperti sistematika kerja, ketekunan, ketelitian, daya
tahan dalam bekerja (andurance), dan keinginan berprestasi/sikap kerja. Bisa kita
persingkat dengan bagaimana manusia berinteraksi dengan pekerjaannya.
- - dan pada bagian unconscious terdapat unsur
others atau personality, mendalami teori kepribadian. Misalnya ada kepribadian
orang yang ekstrovert (menyerap energi untuk diri sendiri yang didapatkan dari
lingkungan sekitar), orang yang introvert (menyerap energi dari dan untuk diri
sendiri dengan cara meluangkan waktu untuk sendiri), dan ada pula yang keduanya
ekstrovert dan introvert (kontinu): suatu hal yang tidak terputus, jika
posisinya berada ditengah-tengah antara ekstrovert dan introvert, maka individu
harus menyesuaikan terhadap respon dari lingkungannya.
Intelegensi Tokoh-tokohnya:
1. Spearman
2. Stern
3. Thorndike
4. Cattel
5. Standford
binnet
6. David
wechler
7. Guilford
Intelegensi menurut:
• Spearman: mengemukakan faktor-faktor intelegensi:
1. General ability: terdapat pada semua individu tetapi berbeda satu dengan yang lain, selalu didapati dalam setiap performance.
2. Special ability: merupakan faktor yang bersifat khusus, yaitu mengenaik bidang-bidang tertentu.
Jadi dapat dikemukakan bahwa tiap-tiap performance selalu ada faktor G dan faktor S atau dapat dirumuskan : P=G+S
• Stern: yg dimaksud intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dgn keadaan baru dgn menggunakan alat" berfikir menurut tujuannya.
• Thorndike: "intelegence is demonstrable in ability of the individual to make good response from the stand point of truth or fact"
Org dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.
• Cattel: bahwa ada dua komponen dalam aktivitas intelektual, yaitu: 1. fluid intelegence adalah berkaitan dengan kemampuan yang mencerminkan potensi intelegensi yang independen dari sosialisasi dan pendidikan. 2.crystallized intelegence lebih mencerminkan aspek budaya termasuk pendidikan formal, yang dipadu dengan pengetahuan dan keterampilan.
• Stanford binnet: adalah pencipta tes intelegensi pertama tahun 1905. Tes intelegensi binnet ini mendapatkan bermacam-macam revisi baik dari binnet sendiri maupun dari ahli-ahli lain.
Dalam tahun 1916 tes binnet direvisi dan dikenal dengan nama tes intelegensi stanford-binnet. Disamping itu juga digunakan pengertian intelegence quotient (IQ) untuk memperoleh IQ digunakan dengan rumus IQ=MA/CA x 100
MA= mental age atau umur mental
CA= cronological age atau umur yang sebenarnya
(Anastasi, 1976; Morgan,dkk., 1984)
• David wechler: menciptakan individual intelegence test. Yang dikenal dengan tes Intelegensi WB. Dlm tahun 1949 wechler menciptakan tes intelegensi WISC, tahun 1955 menciptakan tes intelegensi untuk dewasa dengan nama tes intelegensi WAIS.
• Guilford: (morgan, dkk., 1984) dikenal dengan teori 3 dimensi, digambarkan dengan sebuah kubus, yang menggambarkan adanya 120 faktor dalam intelegensi. Tiap faktor dinyatakan dalam setiap sel dalam kubus dari kombinasi 3 dimensi tersebut, yaitu:
1. Dimensi operasi: yang mengandung 5 aspek yaitu kognisi, ingatan, berfikir difergen, berfikir konfergen, dan evaluasi.
2. Dimensi produk: yang mengandung 6 aspek yaitu unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi, dan implikasi.
3. Dimensi isi: yang mengandung 4 aspek yaitu figur, simbolik, semantik, dan behavior.
• Spearman: mengemukakan faktor-faktor intelegensi:
1. General ability: terdapat pada semua individu tetapi berbeda satu dengan yang lain, selalu didapati dalam setiap performance.
2. Special ability: merupakan faktor yang bersifat khusus, yaitu mengenaik bidang-bidang tertentu.
Jadi dapat dikemukakan bahwa tiap-tiap performance selalu ada faktor G dan faktor S atau dapat dirumuskan : P=G+S
• Stern: yg dimaksud intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dgn keadaan baru dgn menggunakan alat" berfikir menurut tujuannya.
• Thorndike: "intelegence is demonstrable in ability of the individual to make good response from the stand point of truth or fact"
Org dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.
• Cattel: bahwa ada dua komponen dalam aktivitas intelektual, yaitu: 1. fluid intelegence adalah berkaitan dengan kemampuan yang mencerminkan potensi intelegensi yang independen dari sosialisasi dan pendidikan. 2.crystallized intelegence lebih mencerminkan aspek budaya termasuk pendidikan formal, yang dipadu dengan pengetahuan dan keterampilan.
• Stanford binnet: adalah pencipta tes intelegensi pertama tahun 1905. Tes intelegensi binnet ini mendapatkan bermacam-macam revisi baik dari binnet sendiri maupun dari ahli-ahli lain.
Dalam tahun 1916 tes binnet direvisi dan dikenal dengan nama tes intelegensi stanford-binnet. Disamping itu juga digunakan pengertian intelegence quotient (IQ) untuk memperoleh IQ digunakan dengan rumus IQ=MA/CA x 100
MA= mental age atau umur mental
CA= cronological age atau umur yang sebenarnya
(Anastasi, 1976; Morgan,dkk., 1984)
• David wechler: menciptakan individual intelegence test. Yang dikenal dengan tes Intelegensi WB. Dlm tahun 1949 wechler menciptakan tes intelegensi WISC, tahun 1955 menciptakan tes intelegensi untuk dewasa dengan nama tes intelegensi WAIS.
• Guilford: (morgan, dkk., 1984) dikenal dengan teori 3 dimensi, digambarkan dengan sebuah kubus, yang menggambarkan adanya 120 faktor dalam intelegensi. Tiap faktor dinyatakan dalam setiap sel dalam kubus dari kombinasi 3 dimensi tersebut, yaitu:
1. Dimensi operasi: yang mengandung 5 aspek yaitu kognisi, ingatan, berfikir difergen, berfikir konfergen, dan evaluasi.
2. Dimensi produk: yang mengandung 6 aspek yaitu unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi, dan implikasi.
3. Dimensi isi: yang mengandung 4 aspek yaitu figur, simbolik, semantik, dan behavior.
i love this blog....keren, selain ulasan materi juga dengan ragam busana yang ada. akan sangat menarik jika lingkungan-nya di "sulap" dari bangunan tua yang gelap menjadi sesuatu yang lebih cerah dan modern agar seirama dengan busana-busana yang apik ini...selamat bereksplorasi dengan lay out blog ini..ya..tetap mencerahkan untuk bangsa 1ndONEsia...dengan berbagi berbagai hal yang positif...!
BalasHapusHahahaha......
BalasHapuslengkap,cuuuiiiii.......
dari mana dapet sumber2na???
dari catatan aja nih, sambil buka buku anastasinya juga :)
BalasHapus